Firman namaku, aku anak berumur 12 tahun. aku anak penyandang kanker otak, aku tinggal bersama ibu ku. ayah sudah lama meninggal akibat kecelakaan. aku hanyalah seorang bocah biasa, cengeng dan tak berbeda dengan anak anak yg lainya seumuran ku, tetapi semenjak aku di vonis dokter mengidap kanker otak semuanya pun berubah, aku seakan takut dengan dunia luar, pendiam dan lemah.
saat aku tergulai lemas di ranjang, disana selalu ada ibu yg selalu mendampingiku, kasih sayang seorang ibu takan tergantikan sampai kapan pun, itu yang selalu ada di benak ku ketika melihat raut wajah ibu. dia sangat cantik, dengan balutan jilbab dia tampak terlihat manis, setiap dia tersenyum aku seakan lupa dengan penyakit yang telah menggerogoti otak ku, aku seakan tidak peduli dengan apa yang aku rasakan ketika aku bisa tertawa bersama ibu.
suatu ketika, aku merasa ada yang aneh di raut wajah ibu, dia terlihat sangat sedih. "ibu knapa?" tanya ku sambil khawatir. tetapi ibu hanya tersenyum dan menjawab "engga apa apa sayang, ibu cuma kelilipan". aku tau ibu berbohong, aku tau ibu menangis karena aku. sisa umurku dapat di hitung dengan jari, mungkin itu yang membuat dia menangis, karena jika aku tiada mungkin ibu akan kesepian.
hari demi hari aku lewati bersama sakit yang sudah tak tertahankan, aku rasa umurku tidak akan lama lagi. "maan, firman" suara ibu memanggil ku, dia tampak senang. dia menghampiriku mengajaku bercanda, tertawa bersama selang beberapa waktu.. "fiman!, astagfirullah kamu kenapa nak? hidung kamu ngeluarin darah nak" tak tersadar penyakit ku pun kambuh, ibu segera membawa ku ke rumah sakit.
sesampainya di rumah sakit, ibu berteriak meminta tolong pada semua orang yang ada di rumah sakit agar segera merawat ku. aku begitu lemah saat itu, menggerakan tanganpun aku tak mampu. ya allah jikalau ini hari terakhir dalam hidupku maka berikanlah ketabahan untuk ibu, jangan biarkan dia menangis, aku sayang dia.
aku hanya bisa terdiam ketika aku di bawa ke sebuah ruangan, semuanya nampak cemas aku melihat ibu di kaca pintu disana dia nampak sedih, matanya berair. selang beberapa waktu aku terlelap tak sadarkan diri dan dokter beserta suster meninggalkan ruangan, seketika itu pula ibu menghampiri dokter dan bertanya "dokter bagaimana dengan anak saya? dia tidak knapa napa kan dokter?" dokter itu pun seakan ragu untuk mengatakan semua yg terjadi padaku, dengan muka memelas dokter itu menjawab "maaf bu, saya sudah berusaha sebisa saya. tetapi mungkin ini adalah hari terakhir anak ibu. kanker yang di deritanya sudah merusak seluruh syaraf di otaknya, saya meminta maaf yang sebesar besarnya, dan 1 lagi ketika saya hendak keluar ruangan firman sempat mengeluarkan air mata dan berbisik 'aku sayang ibu'" ibu pun berkata pada dokter "dok, apakah boleh saya menemani anak saya di saat saat terkhirnya?" dengan muka yang sudah basah karna air mata ibu memohon pada dokter, dan dokter pun mengijinkan ibu untuk menemani saat terakhirku di dunia. ibu terus mengusap wajah ku, mencium keningku, memeluku erat erat. tepat pukul 02.45 dini hari, alat pendeteksi detak jantung itu berhenti, nampaknya jantungku sudah mulai lelah memompa darah untuku dan aku berterima kasih pada seluruh organ tubuh yang selama ini membantu ku untuk hidup aku hanya bisa tersenyum lebar. ibu yang saat itu tertidur langsung bangun ketika mendengar suara datar yang terdengar dari alat pendeteksi itu. saat itu pula ibu menangis memeluku lebih erat dan berteriak "firmaaaan, jangan tinggalin ibu nak"
siang pun tiba, dokter segera membungkus jenazah ku, ibu meminta pada dokter agar memotong beberapa helai rambutku untuk ibu bawa pulang. sesampainya ibu di rumah, ibu yang saat itu sangat terpukul akan kepergian ku langsung memasuki kamar ku, membereskan pakaian dan mainanku yang nampak berserakan. ketika ibu membersihkan ranjang tempat ku terlelap tepat di bawah bantal ibu menemukan sepucuk surat yang di tujukan padanya, ibu langsung membuka dan membaca surat itu. "ibu, aku senang bisa kembali ke alam dimana penciptaku tinggal. aku sudah sehat bu, penyakitku hilang seketika aku sampai di rumah allah bu. aku bertemu dengan allah, rasul dan malaikat bu. disini banyak sekali anak seusiaku mereka juga sama seperti ku, meninggal karena penyakit. tetapi mereka disini sangat bahagia bu, kami bisa bermain bersama.
bu, jika ibu kesepian ibu boleh mengadopsi anak yang di panti itu agar ibu tidak kesepian, kalau ibu mengadopsi anak laki laki, perlakukanlah dia seperti ibu memperlakukan aku, dia boleh bermain dengan mainanku, dia boleh tidur di ranjang ku. tapi kalau ibu mengadopsi anak perempuan maka perlakukanlah dia sebagai mana mestinya, belikan dia boneka bu.
aku disini sangat menyayangi ibu, aku duduk di pangkuan rasul bercerita pada rasul tentang semuanya bu, aku bercerita ketika aku bermain dengan ibu, ketika aku bercanda tertawa bersama ibu, rasul itu baik bu dia sangat ramah. dia memberiku mainan bu. oh iya bu sesampainya aku disini aku langsung meminta selembar kertas dan meminjam pensil untuk aku menulis surat, awalnya malaikat tidak memberikan itu karena dia menggunakanya untuk mencatat amal baik manusia, tetapi aku memaksa bu dan akhirnya dia meminjamkanya. dan aku berbisik pada malaikat itu agar mencatat amal baik ibu karena ibu sudah merawat ku selama ini. ibu sudah dulu ya aku harus mengembalikan pensil ini ke malaikat dan aku juga di undang rasul untuk makan bersama anak anak yang lainya. aku sayang ibu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar